Bisnis properti merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi keuntungan besar, tetapi juga penuh dengan tantangan. Mulai dari perencanaan proyek, pembangunan, pemasaran, hingga penjualan, setiap tahapan membutuhkan pengelolaan yang tepat. Salah satu fungsi manajemen yang memegang peran penting adalah controlling management atau fungsi pengendalian.
Fungsi ini bertujuan memastikan semua rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan sesuai target, anggaran, dan waktu yang direncanakan. Dalam bisnis properti, pengendalian bukan hanya berfokus pada angka dan laporan, tetapi juga pada kualitas bangunan, kepuasan pelanggan, dan kepatuhan terhadap regulasi. Tanpa adanya fungsi kontrol yang efektif, risiko keterlambatan, pembengkakan biaya, hingga penurunan reputasi perusahaan bisa meningkat.
Pengertian Controlling Management
Controlling management adalah salah satu fungsi utama dalam manajemen yang bertugas memantau, mengevaluasi, dan mengoreksi jalannya operasional perusahaan agar sesuai dengan rencana. Dalam konteks bisnis properti, controlling berarti memastikan bahwa setiap tahap pengembangan proyek mulai dari akuisisi lahan, desain, pembangunan, hingga pemasaran berjalan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dengan adanya pengendalian, perusahaan dapat mengidentifikasi penyimpangan sejak dini dan segera mengambil tindakan perbaikan.
Pentingnya Fungsi Controlling dalam Bisnis Properti
Bisnis properti membutuhkan investasi modal yang besar dan memiliki jangka waktu pengembalian yang panjang. Karena itu, kesalahan kecil sekalipun bisa berdampak signifikan terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha. Fungsi controlling membantu manajemen meminimalkan risiko tersebut dengan cara:
Menghindari pemborosan biaya melalui pengawasan anggaran.
Menjaga kualitas hasil proyek agar sesuai dengan spesifikasi.
Memastikan proyek selesai tepat waktu.
Menjamin semua kegiatan mematuhi aturan dan perizinan yang berlaku.
Mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Tanpa fungsi pengendalian yang baik, perusahaan berpotensi mengalami keterlambatan proyek, biaya tak terkendali, bahkan sengketa hukum.
Tahapan Controlling dalam Bisnis Properti
Dalam praktiknya, controlling dalam bisnis properti melibatkan beberapa tahapan penting, yaitu:
Menetapkan Standar dan Indikator Kinerja
Tahap pertama adalah menetapkan standar sebagai tolok ukur kinerja. Misalnya, standar biaya pembangunan per meter persegi, waktu pengerjaan per tahap proyek, atau kualitas bahan yang digunakan. Standar ini menjadi pedoman bagi seluruh tim proyek.
Mengukur Kinerja yang Sedang Berjalan
Setelah standar ditentukan, manajemen perlu memantau kinerja secara berkala. Hal ini dapat dilakukan melalui laporan kemajuan proyek, inspeksi lapangan, hingga audit internal. Dalam bisnis properti, pengukuran ini bisa mencakup perkembangan konstruksi, pencapaian target penjualan, dan realisasi anggaran.
Membandingkan Kinerja dengan Standar
Data hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Misalnya, jika target penjualan bulan ini adalah 20 unit, tetapi realisasi hanya 15 unit, maka manajemen perlu menganalisis penyebabnya.
Mengambil Tindakan Korektif
Tahap terakhir adalah melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan. Jika proyek pembangunan terlambat, misalnya, manajemen bisa menambah tenaga kerja atau memperbaiki alur distribusi material.
Tahapan ini bersifat siklus, artinya setelah tindakan korektif diambil, proses kembali ke tahap pemantauan untuk memastikan masalah tidak terulang.
Tantangan dalam Controlling Management di Bisnis Properti
Walaupun sangat penting, pelaksanaan fungsi controlling juga menghadapi berbagai tantangan. Dalam bisnis properti, beberapa kendala yang sering muncul antara lain:
Perubahan harga material yang tidak terduga.
Kondisi cuaca yang menghambat proses pembangunan.
Kendala perizinan dari pihak pemerintah.
Koordinasi yang kurang efektif antara tim proyek dan manajemen pusat.
Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan harus memiliki sistem pengendalian yang fleksibel dan responsif, misalnya dengan menggunakan teknologi manajemen proyek yang terintegrasi.
Fungsi controlling management dalam bisnis properti bukan hanya sekadar memantau jalannya proyek, tetapi juga memastikan semua proses berjalan sesuai rencana, anggaran, dan standar kualitas yang ditetapkan. Melalui pengendalian yang efektif, perusahaan dapat menghindari pemborosan, menjaga kualitas, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mematuhi regulasi. Walaupun ada tantangan seperti fluktuasi harga material atau kendala perizinan, strategi yang tepat dapat membuat fungsi controlling menjadi senjata utama dalam mempertahankan keberlanjutan bisnis properti.
Dengan kata lain, controlling adalah fondasi yang menjaga setiap aspek bisnis properti tetap stabil dan berjalan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa fungsi ini, potensi kerugian dan kegagalan proyek akan jauh lebih besar. Oleh karena itu, setiap pengembang properti sebaiknya menempatkan fungsi pengendalian sebagai prioritas utama dalam manajemen mereka.
Jika Anda sedang mencari proyek properti primary yang potensial untuk investasi atau tempat tinggal, serahkan pada Ray White Projects Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami di Ray White Projects Find a home that suits your lifestyle with Ray White.