logo-raywhite-offcanvas

17 Nov 2025 NEWS 7 min read

Penyebab Listrik Korslet! Kenali Faktor Risiko dan Cara Mencegahnya

Listrik korslet atau hubungan arus pendek merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran pada rumah tinggal di Indonesia. Hampir setiap tahun, berita mengenai korsleting listrik yang memicu kebakaran besar selalu menghiasi pemberitaan media. Kondisi ini tentu menjadi pengingat bahwa listrik perlu digunakan dengan pemahaman dan wawasan yang benar.
Pada dasarnya, korsleting terjadi ketika aliran listrik mencari jalur cepat yang tidak semestinya, sehingga menimbulkan lonjakan arus yang memanaskan kabel atau perangkat elektronik. Ketika situasi ini tidak segera ditangani, panas yang timbul dapat memicu api dan berujung pada kebakaran. Oleh karena itu, memahami penyebab listrik korslet menjadi hal yang sangat penting bagi semua orang, baik untuk keselamatan rumah, tempat kerja, maupun fasilitas umum lainnya.
Artikel ini akan membahas penyebab paling umum dari korsleting listrik, bagaimana kondisi tersebut terjadi, serta langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan harta benda.
Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan listrik sehari-hari dan mampu memastikan instalasi listrik di lingkungan sekitarnya dalam kondisi yang aman.
Instalasi Listrik yang Sudah Tua dan Tidak Layak Pakai
Salah satu penyebab terbesar terjadinya korsleting adalah instalasi listrik yang sudah tua dan tidak pernah dilakukan perawatan berkala. Banyak bangunan atau rumah yang usianya telah puluhan tahun, namun kabel dan komponen listrik di dalamnya tidak pernah diganti. Kabel listrik yang sudah menua cenderung mengalami pengelupasan, rapuh, serta kehilangan kemampuan isolasi arus.
Ketika bagian dalam kabel yang beraliran listrik bersentuhan langsung dengan bahan konduktor lainnya seperti dinding logam, pipa besi, atau bahkan kabel lain, maka korsleting dapat terjadi. Selain itu, rumah yang banyak mengalami renovasi seringkali memiliki jalur kabel tambahan yang tidak mengikuti standar instalasi sehingga menambah risiko terjadinya hubungan arus pendek.
Lebih jauh lagi, tikus atau hewan pengerat lain yang berada di area plafon atau dinding sering kali menggigit kabel listrik. Kondisi ini membuat kabel terbuka dan rawan menimbulkan percikan api. Maka dari itu, pemilik bangunan sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan instalasi setidaknya setiap 5–10 tahun sekali oleh tenaga ahli bersertifikat. Dengan begitu, kabel yang bermasalah bisa langsung diganti untuk menghindari terjadinya kecelakaan listrik.
Penggunaan Beban Listrik Berlebihan pada Satu Sumber
Kebiasaan menyambungkan banyak peralatan listrik dalam satu terminal colokan (stop kontak) menggunakan terminal tambahan atau “T” bisa menjadi pemicu terjadinya korsleting. Hal ini disebabkan oleh jumlah arus yang mengalir melebihi batas kemampuan kabel atau stop kontak tersebut. Ketika arus yang mengalir terlalu besar, suhu pada kabel atau titik sambungan akan meningkat drastis. Jika terus dibiarkan, panas yang timbul dapat menyebabkan melelehnya lapisan kabel atau terbakar, sehingga korsleting pun terjadi.
Contohnya, peralatan seperti kulkas, microwave, dispenser, atau AC memiliki kebutuhan daya listrik yang cukup besar. Jika alat-alat tersebut dipaksakan untuk menggunakan satu titik colokan yang sama, beban listrik akan menumpuk dan instalasi tidak mampu menahan arus yang tinggi. Maka dari itu, distribusi beban listrik yang tepat perlu menjadi perhatian. Usahakan peralatan berdaya besar memiliki jalur stop kontak sendiri dan tidak digabung dengan peralatan lain.
Kualitas Perangkat dan Instalasi Listrik yang Buruk
Tidak jarang kasus korsleting listrik dipicu oleh penggunaan komponen listrik yang murahan dan tidak memenuhi standar keamanan nasional. Mulai dari kabel, stop kontak, saklar, hingga peralatan elektronik lainnya, semuanya memiliki kualitas yang berbeda-beda.
Produk yang dibuat dengan bahan yang buruk biasanya memiliki ketahanan isolasi yang rendah sehingga rentan mengalami kerusakan. Selain itu, instalasi yang dilakukan oleh tenaga yang tidak profesional juga dapat menimbulkan kesalahan teknis seperti sambungan longgar, penggunaan kabel tidak sesuai spesifikasi, dan tata letak yang tidak aman.
Standar instalasi listrik di Indonesia telah diatur oleh PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Ketika pemasangan listrik tidak mengikuti standar tersebut, risiko korsleting meningkat tajam. Sebagai contoh, penggunaan kabel ukuran kecil untuk peralatan berdaya besar akan membuat kabel cepat panas dan akhirnya menimbulkan korsleting. Untuk itu, selalu utamakan produk berkualitas yang sudah memiliki standar SNI serta pastikan pemasangan dilakukan oleh teknisi listrik profesional.
Kondisi Lingkungan yang Lembab dan Rentan Kena Air
Air merupakan salah satu konduktor listrik paling berbahaya. Ketika kabel atau stop kontak terkena air, arus bisa dengan mudah berpindah ke jalur yang tidak semestinya, sehingga mengakibatkan korsleting. Rumah atau gedung yang memiliki tingkat kelembapan tinggi, seperti area kamar mandi, dapur, atau ruangan bawah tanah, sering kali memiliki risiko lebih besar.
Selain itu, hujan dan banjir juga menjadi penyebab umum korsleting pada rumah di Indonesia. Instalasi listrik yang terendam air dapat menimbulkan korslet besar yang berpotensi sebabkan kebakaran atau sengatan listrik mematikan. Itulah mengapa stop kontak di area berisiko harus dilindungi oleh penutup khusus tahan air dan kabel yang terpasang di luar ruangan harus menggunakan pipa pelindung yang sesuai standar keamanan.
Kerusakan pada Peralatan Elektronik dan Kabelnya
Selain dari instalasi, kerusakan pada peralatan elektronik itu sendiri bisa menjadi penyebab korsleting. Misalnya, kabel perangkat yang tertekuk berulang kali dan mengalami sobek dapat membuat bagian dalam yang beraliran listrik terbuka. Alat yang bermasalah seperti setrika, televisi, kipas angin, atau pompa air dapat mengalirkan arus yang tidak stabil. Ketika perangkat terus dipaksakan menyala, percikan listrik bisa muncul dan memicu korsleting.
Kebiasaan mencabut kabel dengan menarik bagian kabel bukan kepala colokan juga memperbesar risiko kerusakan internal pada sambungan kepala colokan. Oleh karena itu, perawatan dan penggunaan yang benar perlu diperhatikan. Bila ada peralatan yang menunjukkan tanda-tanda seperti panas berlebih, bau hangus, atau sering mati-menyala sendiri, segera hentikan penggunaan dan lakukan pengecekan oleh teknisi.
Sambungan Kabel Longgar atau Tidak Rapat
Sambungan kabel yang tidak dipasang dengan benar dapat menyebabkan arus mengalir tidak stabil dan menimbulkan percikan kecil (sparking). Percikan ini lama-kelamaan bisa membakar isolasi kabel dan menyebabkan korslet pada rangkaian listrik. Kondisi sambungan longgar ini sering ditemukan pada stop kontak yang longgar karena sering digunakan, soket di dalam dinding yang sudah tua, atau instalasi yang dipasang tidak profesional.
Apalagi jika sambungan tersebut berada dekat dengan bahan mudah terbakar seperti kayu atau tirai, risiko kebakaran meningkat drastis. Melakukan pengecekan rutin untuk memastikan semua sambungan kabel dan stop kontak dalam kondisi kuat dan stabil adalah langkah pencegahan sederhana yang sangat bermanfaat.
Petir dan Lonjakan Arus Listrik dari Luar
Indonesia merupakan negara tropis dengan intensitas badai petir yang tinggi. Petir dapat meningkatkan tegangan listrik secara tiba-tiba sehingga memicu korsleting, terutama pada bangunan yang tidak dilengkapi dengan sistem penangkal petir atau surge protector. Lonjakan listrik dari PLN yang tidak stabil juga sering terjadi di beberapa daerah, terutama saat pemadaman tiba-tiba diikuti dengan listrik menyala kembali. Kondisi tersebut dapat merusak perangkat elektronik dan memicu korsleting.
Penggunaan alat pengaman seperti stabilizer, UPS, dan surge protector sangat dianjurkan untuk melindungi perangkat elektronik dari kenaikan tegangan mendadak. Selain itu, penangkal petir pada bangunan tinggi atau area rawan petir menjadi langkah penting untuk keselamatan lingkungan sekitar.
Cara Mencegah Listrik Korslet di Rumah dan Bangunan
Setelah memahami berbagai penyebab korsleting, langkah pencegahan dapat dilakukan dengan lebih terarah. Beberapa upaya yang dapat diterapkan antara lain:
Menggunakan komponen listrik berkualitas dan bersertifikasi SNI
Melakukan inspeksi dan perawatan rutin instalasi oleh teknisi bersertifikat
Menghindari penggunaan colokan bertumpuk pada satu sumber listrik
Menjaga agar instalasi bebas dari air dan kelembapan tinggi
Mengganti kabel atau perangkat yang sudah rusak atau menunjukkan tanda bahaya
Memasang MCB dan ELCB yang berfungsi sebagai pengaman otomatis
Menggunakan jalur listrik terpisah untuk peralatan berdaya besar
Memasang sistem penangkal petir dan surge protector
Langkah-langkah tersebut terlihat sederhana, namun sangat efektif mengurangi risiko dan memberikan perlindungan lebih baik bagi keselamatan penghuni rumah.
Penyebab listrik korslet dapat berasal dari banyak faktor, mulai dari instalasi yang sudah tua, penggunaan beban listrik berlebih, kualitas peralatan yang buruk, kondisi lingkungan lembap, hingga faktor eksternal seperti petir. Setiap pemilik rumah atau bangunan memiliki tanggung jawab untuk memastikan instalasi listriknya aman dan sesuai standar. Dengan melakukan pengecekan secara berkala dan penggunaan perangkat listrik yang tepat, risiko korsleting dan kebakaran dapat ditekan semaksimal mungkin.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keselamatan listrik perlu terus ditingkatkan. Jangan menunggu hingga terjadi percikan api atau kebakaran besar baru mencari solusi. Listrik memang membawa banyak kemudahan dalam kehidupan modern, tetapi tanpa pemahaman dan kewaspadaan, listrik juga bisa berubah menjadi ancaman yang sangat berbahaya.
Jika Anda sedang mencari proyek properti primary yang potensial untuk investasi atau tempat tinggal, serahkan pada Ray White Projects Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami di Ray White Projects Find a home that suits your lifestyle with Ray White.