logo-raywhite-offcanvas

05 Nov 2025 NEWS 7 min read

9 Tips Agar Pengajuan KPR Anda Tidak Ditolak Pihak Bank

Membeli rumah adalah impian banyak orang, namun harga properti yang semakin tinggi membuat banyak orang sulit membayar tunai. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi yang paling umum digunakan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan impian memiliki hunian sendiri. Akan tetapi, tidak sedikit calon debitur yang pengajuan KPRnya ditolak oleh pihak bank.
Penolakan ini tentu menimbulkan rasa kecewa, terutama jika rumah yang diincar sudah cocok. Untuk itu, penting sekali memahami apa saja yang harus dipersiapkan agar pengajuan KPR tidak ditolak. Artikel ini akan membahas tips lengkap yang bisa menjadi panduan agar proses pengajuan KPR berjalan lancar dan disetujui oleh pihak bank.
9 Tips Agar Pengajuan KPR Tidak Ditolak
Jika Anda memiliki niat dalam mengajukan KPR, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar KPR Anda tidak ditolak oleh pihak bank.
1. Pahami Syarat dan Ketentuan KPR di Bank yang Dipilih
Setiap bank memiliki kebijakan dan syarat pengajuan KPR yang berbeda. Ada bank yang menetapkan batas usia minimal dan maksimal calon debitur, ada pula yang menetapkan minimum penghasilan bulanan tertentu. Sebelum mengajukan, pastikan Anda memahami betul syarat-syarat tersebut agar tidak salah langkah.
Misalnya, banyak bank yang hanya menerima debitur dengan penghasilan tetap, sehingga pekerja lepas atau wiraswasta perlu melengkapi dokumen tambahan yang menunjukkan stabilitas penghasilan. Selain itu, usia maksimal saat kredit lunas juga diperhitungkan.
Bila seseorang berusia 45 tahun dan ingin mengambil KPR tenor 20 tahun, bank kemungkinan besar akan menolak karena tenor tersebut melewati batas usia pensiun yang biasanya 55–60 tahun. Dengan memahami syarat di awal, Anda bisa menyesuaikan ekspektasi dan memilih produk KPR yang sesuai kemampuan.
2. Pastikan Kondisi Keuangan Sehat dan Stabil
Bank akan menilai kemampuan calon debitur membayar cicilan KPR dari kondisi keuangan. Oleh karena itu, penting memastikan keuangan pribadi dalam keadaan sehat. Sehat di sini berarti memiliki penghasilan tetap, pengeluaran yang terkontrol, serta tidak memiliki utang konsumtif berlebihan. Banyak kasus penolakan KPR terjadi karena Debt Service Ratio (DSR) calon debitur sudah terlalu tinggi.
DSR adalah rasio cicilan utang dibandingkan dengan penghasilan bulanan, biasanya bank menetapkan batas maksimal 30–40%. Artinya, jika penghasilan Anda Rp10 juta per bulan, maka cicilan total (termasuk KPR dan utang lainnya) sebaiknya tidak lebih dari Rp3–4 juta. Jadi, sebelum mengajukan KPR, lunasi utang-utang kecil terlebih dahulu seperti cicilan kartu kredit, pinjaman online, atau kredit kendaraan, agar rasio utang tidak terlalu berat. Dengan begitu, bank akan melihat Anda sebagai debitur yang sehat secara finansial.
3. Jaga Skor Kredit Tetap Baik
Salah satu faktor penting yang dilihat bank saat memutuskan menerima atau menolak pengajuan KPR adalah skor kredit. Skor kredit menggambarkan riwayat pembayaran cicilan Anda di masa lalu, apakah lancar atau sering menunggak. Data ini tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK yang bisa diakses oleh seluruh bank.
Jika riwayat Anda menunjukkan keterlambatan pembayaran, penggunaan kartu kredit yang over limit, atau bahkan pernah menunggak pinjaman, bank akan ragu untuk memberikan KPR. Oleh karena itu, jagalah skor kredit tetap baik dengan cara membayar cicilan tepat waktu, tidak menggunakan kartu kredit secara berlebihan, serta tidak memiliki pinjaman bermasalah. Bila Anda merasa pernah ada catatan buruk, sebaiknya perbaiki terlebih dahulu dengan melunasi kewajiban sebelum mengajukan KPR. Skor kredit yang baik akan meningkatkan peluang Anda disetujui.
4. Siapkan Uang Muka yang Cukup
Uang muka atau down payment (DP) menjadi salah satu penentu utama dalam pengajuan KPR. Meskipun ada bank yang menawarkan DP ringan, pada umumnya bank tetap lebih menyukai debitur yang bisa memberikan DP lebih besar. Hal ini menunjukkan keseriusan Anda dalam membeli rumah serta mengurangi risiko bank jika terjadi gagal bayar. Misalnya, jika harga rumah Rp500 juta dan Anda hanya mampu membayar DP 5%, maka cicilan per bulannya akan lebih besar dibandingkan jika Anda memberikan DP 20%.
Bank tentu lebih percaya pada debitur yang bisa memberikan DP lebih tinggi karena menandakan kestabilan keuangan. Oleh sebab itu, sebelum mengajukan KPR, kumpulkan tabungan khusus untuk DP agar pengajuan Anda lebih mudah diterima. Selain DP, jangan lupa bahwa ada biaya tambahan lain seperti biaya provisi, asuransi, notaris, dan administrasi yang juga perlu disiapkan.
5. Pilih Rumah Sesuai Kemampuan Finansial
Banyak orang mengajukan KPR ditolak karena memaksakan diri membeli rumah di luar kemampuan finansial. Bank akan menilai apakah cicilan yang diajukan sesuai dengan penghasilan. Jika penghasilan Anda Rp6 juta per bulan tetapi memilih rumah dengan cicilan Rp5 juta, bank tentu akan menolak karena tidak realistis. Idealnya, cicilan KPR tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan.
Jadi, bila penghasilan Anda Rp10 juta, cicilan maksimal sebaiknya Rp3 juta. Dengan begitu, sisa penghasilan masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan dana darurat. Saat memilih rumah, jangan hanya mempertimbangkan lokasi dan fasilitas, tetapi juga sesuaikan dengan kemampuan membayar cicilan dalam jangka panjang. Ingat bahwa KPR adalah komitmen jangka panjang, bisa sampai 15–20 tahun, sehingga jangan sampai cicilan justru membebani hidup Anda.
6. Lengkapi Dokumen dengan Teliti
Salah satu kesalahan umum yang membuat pengajuan KPR ditolak adalah dokumen yang tidak lengkap atau tidak sesuai. Bank membutuhkan dokumen resmi sebagai dasar pertimbangan, seperti KTP, NPWP, slip gaji, rekening koran, surat keterangan kerja, serta dokumen terkait properti yang akan dibeli. Jika ada dokumen yang kurang, proses pengajuan akan terhambat atau bahkan ditolak.
Oleh karena itu, sebelum mengajukan, buatlah checklist dokumen sesuai persyaratan bank dan lengkapi satu per satu. Untuk pekerja swasta biasanya diminta slip gaji dan surat keterangan kerja, sedangkan untuk wiraswasta atau freelancer biasanya diminta laporan keuangan usaha dan rekening tabungan 6 bulan terakhir. Kelengkapan dokumen akan menunjukkan keseriusan Anda serta memudahkan bank dalam melakukan analisis kelayakan.
7. Pilih Tenor yang Realistis
Tenor atau jangka waktu kredit juga berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya pengajuan KPR. Bank akan menilai apakah tenor yang Anda pilih sesuai dengan kemampuan finansial dan usia. Jika tenor terlalu pendek, cicilan per bulan akan lebih tinggi, sehingga risiko gagal bayar lebih besar. Sebaliknya, jika tenor terlalu panjang, bank juga akan mempertimbangkan usia Anda agar tidak melewati masa pensiun. Oleh karena itu, pilih tenor yang realistis sesuai penghasilan.
Misalnya, jika penghasilan masih terbatas, memilih tenor 15–20 tahun bisa membuat cicilan lebih ringan. Namun, jangan lupa bahwa semakin panjang tenor, semakin besar total bunga yang harus dibayarkan. Jadi, tentukan tenor dengan matang agar sesuai dengan kondisi keuangan jangka panjang Anda.
8. Hindari Mengajukan KPR di Banyak Bank Secara Bersamaan
Beberapa orang mencoba peruntungan dengan mengajukan KPR ke banyak bank sekaligus dengan harapan ada yang menerima. Namun, hal ini justru bisa menjadi bumerang karena semua pengajuan akan tercatat dalam sistem OJK. Jika bank melihat Anda terlalu sering mengajukan pinjaman dalam waktu singkat, mereka bisa menilai Anda sebagai calon debitur berisiko tinggi.
Sebaiknya, lakukan riset terlebih dahulu untuk menemukan bank dengan produk KPR yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, lalu ajukan ke satu atau dua bank saja. Jika ditolak, barulah evaluasi penyebabnya, perbaiki kekurangan, dan ajukan kembali setelah beberapa waktu. Dengan begitu, Anda tidak terlihat terlalu agresif dalam mencari pinjaman, yang bisa membuat bank ragu untuk menyetujui.
9. Bangun Hubungan Baik dengan Bank
Tidak kalah penting, memiliki hubungan baik dengan bank juga bisa menjadi nilai tambah dalam pengajuan KPR. Jika Anda sudah menjadi nasabah lama dengan riwayat tabungan yang baik, bank akan lebih percaya memberikan pinjaman. Oleh karena itu, mulailah dengan membangun track record yang baik, misalnya dengan memiliki rekening tabungan aktif, menggunakan produk bank seperti deposito atau kartu kredit dengan pembayaran lancar, serta menjaga saldo tetap sehat.
Bank cenderung lebih mudah memberikan KPR kepada nasabah yang sudah mereka kenal dengan baik, dibandingkan calon debitur baru tanpa rekam jejak. Jadi, jangan ragu untuk mulai menjalin hubungan dengan bank sejak jauh-jauh hari sebelum mengajukan KPR.
Mengajukan KPR memang bukan hal yang mudah karena melibatkan komitmen finansial jangka panjang dan pertimbangan risiko bagi pihak bank. Banyak pengajuan ditolak bukan karena bank tidak ingin membantu, tetapi karena calon debitur belum memenuhi syarat kelayakan.
Agar pengajuan KPR tidak ditolak, Anda perlu memahami syarat yang ditetapkan bank, menjaga kondisi keuangan tetap sehat, memperbaiki skor kredit, menyiapkan uang muka yang cukup, memilih rumah sesuai kemampuan, melengkapi dokumen, memilih tenor yang realistis, tidak mengajukan ke banyak bank sekaligus, serta membangun hubungan baik dengan pihak bank.
Dengan persiapan yang matang, peluang Anda untuk disetujui bank akan jauh lebih besar. Ingat, KPR adalah komitmen jangka panjang, jadi persiapkan diri sebaik mungkin agar rumah impian bisa segera dimiliki tanpa terbebani masalah finansial.
Jika Anda sedang mencari proyek properti primary yang potensial untuk investasi atau tempat tinggal, serahkan pada Ray White Projects Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami di Ray White Projects Find a home that suits your lifestyle with Ray White.